Untung / profit yang besar itulah jawaban yang selalu
saya dapatkan ketika berkecimplung dalam pasar modal. Begitu pula keadaan di
luar yang terlihat di media sosial, media internet maupun media lainnya. Semua
menampilkan dan memunculkan kisah-kisah sukses dari para pelaku di pasar modal.
Bahkan beberapa dari teman saya beberapa bulan yang
lalu (mungkin sudah mau 2 tahun) keranjingan dengan cryptocurrency, dulu
namanya belum itu, sebutannya masih koin-koin segala. Lagi hype soal koin,
bayangkan saja beli bitcoin bisa sempat mencapai 200 juta keatas harga per 1
BTC (bayangkan tulisan ini dibuat sudah sekitar 90 jutaan, drop lebih dari 50%
an).
Jarang sekali bahkan berita-berita yang memunculkan
sisi kelam atau gelap dari pasar modal (yang mana selanjutnya akan saya sebut
saham). Seperti halnya dalam berbisnis atau berdagang, kita selalu mengharapkan
keuntungan dalam proses tindakan tersebut (bisnis atau dagang). Walaupun pada
kenyataannya ketika kita berusaha pun kerugian pun bisa datang, misal barang
dagangan tidak laku, pembayaran yang tidak jelas (invoice mundur) atau bahkan
sampai ditipu oleh pelanggan.
Semua itu adalah sisi lain dari kehidupan perdagangan
atau berbisnis / usaha. Lalu apa yang harus kita lakukan? Ya kita antisipasi
tentunya, itu sudah pasti. Anda-anda semua yang dulu kerajinan membuka usaha
baik baru maupun franchise, sudah kah anda menghitung atau memikirkan
konsekuensi kerugian yang dapat ditanggung?
Riset dahulu.
Oke, jadi sebenarnya mau memulai dalam saham, atau
apapun juga anda semua sekarang harus belajar dari sisi resiko terlebih dahulu.
Mengapa? Karena dengan demikian anda bisa menjadi sedikit cerdas “smart
people”. Selama perjalanan saya sebagai seorang trader saham, selalu saja yang
sering terjadi adalah orang-orang yang investasi itu berawal dari kondisi
nyangkut di saham tertentu.
Ada juga yang awalnya bukan trader, awalnya investasi tetapi
melihat teman-temannya memamerkan portofolionya, jadi tergiur untuk trader.
Parahnya lagi di tambah adanya survey-survey yang membandingkan antara trader
atau investor, antara reksa dana maupun saham. Sangking banyaknya saya bisa
memberikan salah dua dari contoh-contoh yang ada.
Kalau anda pernah di prospek oleh para marketing
menjual apapun, tentunya anda pasti sudah mengetahui cara perbandingan.
Maksudnya membandingkan sesuatu dengan yang buruk atau yang lebih rendah, orang
yang tahu ilmu marketing pasti tahu. Membandingkan produk atau merek atau
sesuatu hal lain yang lebih rendah dibandingkan miliknya.
Contoh produk finansial, bunga tabungan dengan
deposito, deposito dengan SUN (Surat Utang Negara), SUN dengan reksa dana,
nanti dari sini naik lagi menjadi ReksaDana dengan saham, saham dengan forex.
Ini baru level amatir, karena cara mereka menjual adalah dengan membandingkan
return yang lain yang lebih rendah. Padahal tentunya lebih rendah return-nya
bisa jadi resiko nya juga sangat minim (bukannya tidak ada).
Level berikutnya adalah yang membandingkan hampir
mirip-mirip sejenis tetapi tidak sama. Contoh deposito dengan sesame deposito
dengan return berbeda, tetapi setelah disimak lebih dekat ternyata ada minimum
penempatan dana. Reksa dana dibandingkan dengan reksa dana tetapi jika ditelaah
lebih lanjut maka ada berbagai jenis reksa dana, mulai dari pasar uang hingga
reksa dana saham. Jenis yang berbeda tentunya akan memberikan return yang
berbeda, jangan lupa resiko juga berbeda.
Hal berikutnya adalah adalah mengenai saham, kalau
ceritanya mau membandingkan kerugian maka yang dipilih adalah saham-saham yang
berada di segmen 50 rupiah (batas bawah dari sebuah saham) untuk dipilih dan
dibandingkan dengan produk-produk yang ingin ditawarkan. Kalau anda sedang
jualan saham (bisa jadi remainser atau broker atau yang lainnya) maka anda akan
memilih saham yang untungnya ratusan atau ribuan persen.
Saya tidak ada masalah dengan mereka ya, maksudnya itu
memang cara mereka menjual. Disini anda melihat lah dari sudut sebagai orang
yang sedang mencari apa yang ingin anda cari. Masalahnya adalah bagaimana cara
mencarinya kalau anda sendiri masih belum tahu? Itulah kenapa bab selanjutnya
anda perhatikan baik-baik…
Testimoni
Mengapa testimony adalah hal yang terakhir yang harus
anda cari. Karena itulah yang memang digunakan rata-rata yang mencoba menjual
produk mereka, itu adalah senjata dimana anda mencari pengakuan dari
orang-orang yang sudah mencobanya. Dan kita belum bisa pastikan bahwa testimony
tersebut benar adanya.
Sedangkan testimony di pasar modal sangat sulit untuk
dapat dijadikan acuan / pegangan, mengapa? Contoh bisa saja orang yang di
jadikan testimony,kebetulan saja berada di waktu dan kondisi yang tepat. Pasar
lagi bagus dan kebetulan saja saham tersebut berada pada kondisi yang sesuai
untuk naik.
Makanya banyak yang percaya kalau dengan ikut ini maka
anda dapat mampu mendapatkan hasil sesuai dengan bapak A atau ibu B. padahal ya
kalau kondisinya tidak sesuai hasil nya juga belum tentu dapat seperti itu.
Cara sederhananya adalah coba perhatikan berapa peserta yang ikut dan
bandingkan dengan jumlah testimony yang ada. Kadang kalau diperhatikan dengan
benar-benar maka tidak banyak sebenarnya yang memberikan testimony dengan
jumlah pesertanya.
Bandingkan saja jumlah testimony Cuma 10-20 tetapi
ribuan peserta, it does not make sense right? Lalu yang sudah ikut ribuan itu
bagaimana? Oleh karena itu saya kurang menyukai testimony karena sifatnya hanya
perspektif individu saja. Sulit untuk menilai karena kondisi, situasi dari
internal si individu maupun external dari pasar.
Hampir semua penjualan juga seperti itu, oleh karena
itu kadang jika kita melihat produk bayi, kadang kita bisa melihat bahwa ada
tipe tertentu produk tertentu tidak cocok untuk bayi dengan alergi tertentu.
Jadi ada semacam peringatan, sedangkan coba anda perhatikan di semua seminar
atau workshop pasar modal, tidak ada yang menjelaskan peringatan. Yang ada
hanyalah focus pada peluang profitnya, memberikan iming-iming kebebasan
finansial, terbebas dari kekangan waktu dan seterusnya.
Lalu apakah benar bisa demikian? Saya jawab bisa. Tapi
tidak dalam waktu dekat, tidak mungkin hanya ikut 1-2 workshop anda langsung
bisa mendapatkan profit secara “KONSISTEN”, profit 1-2 kali itu biasa, kalau
anda bisa berkali-kali itu namanya butuh “JAM TERBANG” yang tinggi.
Mulai dari mana?
Jadi dimulai dari mengisi informasi terlebih dahulu
yang ada di otak anda. Walaupun saya tahu tujuan akhir dari semua pembahasan
ini adalah profit, tetapi tetap perjalanannya dan prosesnya sangat cukup
kompleks, saya tidak bilang sulit atau susah karena saya pun mengalami dan
menjalani hal ini seperti anda semua.
Saya awalnya juga mengalami yang namanya tergiur
dengan penawaran dari seminar ataupun workshop. Lalu juga tergiur dengan yang
namanya cara instan, sinyal beli dan sinyal jual. Tergiur juga dengan para
penjual ludah, dimana katanya sistemnya dia powerful dan sebagainya tetapi
ternyata dia sendiri tidak trading bahkan trading pun dengan dana kecil.
Saya mengikuti semua, mulai beli ebook lalu ikut
webinar, seminar, workshop, bahkan juga full mentorship selama 1 tahun yang
katanya hidup dari trading dan baru saya ketahui ternyata mengelola akun orang
lain.
Jaman-jaman dulu belasan tahun yang lalu saya begitu
mudah dan penasaran untuk mau mengikuti bagaimana caranya mendapatkan cara
untuk meraup untung di pasar modal, kalau saat sekarang seperti caranya orang
jualan binary options atau forex.
Seminar dari puluhan ribu sampai belasan juta sudah
diikuti, hasilnya? Ada sih tentu saja, harus diakui, tetapi tetap tidak bisa
menggantikan pengalaman yang saya jalani hingga saat ini.
Ketika murid siap, guru datang.
Bagi teman-teman sekalian yang baru memulai, sangat
disarankan mencari yang gratis terlebih dahulu. Banyak sumber daya online
sekarang jadi anda diharapkan sudah tidak terlalu repot mencari-cari lagi.
Berbeda ketika jaman dulu memang harus cukup repot mencari literature tetapi
sekarang sudah mudah sekali.
Bahkan buku-buku tentang trading pun bermunculan cukup
banyak, bahkan ada yang perkumpulan yang mau menerjemahkan untuk kalangan
sendiri karena kebutuhan untuk mendapatkan informasi.
Jadi ketika anda sudah siap maka guru pun akan datang,
siap dalam arti anda berkomitmen untuk belajar. Masalahnya adalah seberapa
komit anda ketika anda ingin belajar. Saya punya pengalaman teman waktu
memberikan secara gratis pun tidak banyak yang datang, bahkan banyak yang
konfirmasi datang tetapi banyak yang ketika hari H terlalu banyak alasan mulai
dari mendadak ada acara lah, mendadak ada urusan keluarga, mendadak
lain-lainnya.
Dulu saya pernah membuat hanya bayar makan dan sewa
tempat pun tetap saja ada yang tidak menghargai, saya yang pesan hotel, saya
yang book tempat, saya yang urus semuanya, sudah gitu ilmu saya kasih gratis,
saya ikut bayar makan dan sewa tempat biar
ringan. Tetap aja ada yang tidak
datang walaupun katanya mau ikut.
Pernah juga buat gratis tidak bayar, fasilitas di
rumah yang penting komitmen tiap minggu datang, awal datang ramai sampai
beberapa minggu kemudian menjadi sepi. Jadi setelah saya pikir-pikir ternyata itu
semua butuh komitmen kita tidak bisa memaksakan kepada orang lain. Dan saya
juga tidak bisa menyediakan waktu secara gratis secara terus menerus bukan?
Oleh karena itu alangkah baiknya, penuhi dulu informasi secara umum cara-cara
atau kisi-kisi mengenai trading di bursa saham.
ketika anda siap, maka anda juga sudah pasti
menyiapkan sejumlah dana untuk mencobanya, pastikan dana anda jangan terlalu
berlebihan atau menggunakan dana panas, dana yang dingin atau yang tidak
digunakan sama sekali. Karena apa? Karena anda akan membutuhkan proses untuk
memahaminya.
Semoga bermanfaat.
No comments:
Post a Comment